Menepis anggapan miring terhadap Mazhab
Asy'ariyyah (asya'iroh) sebagai akidah mayoritaS ummat.
Oleh: M Khairul fairidi,Lc
Banyak orang yang
tidak mengerti apa sebenarnya madzhab Asy'ariyyah, siapa mereka dan bagimana
methode pemikiran mereka dalam akidah, hingga madzhab Asy'ariyyah tersebut di
labeli sebagai madzhab sesat serta keluar dari agama. Lebih ekstrim lagi, ada dari
sebagian kalangan yang tanpa ragu-ragu menilai pengikut madzhab Asy'ariyyah
adalah kufur.
Ternyata jahil
mengenai madzhab Asy'ariyyah menjadikan pangkal kehancuran dan perpecahan di
tubuh Ahlussunnah wa al-Jama'ah. Bahkan ada yang mendudukkan pengikut
Asy'ariyyah di sejajarkan dengan golongan yang sesat. Kami sungguh tidak tahu
argumen mereka, bagaimana mungkin ahli iman dan termasuk golongan Ahlussunnah
di sejajarkan dengan kelompok sesat? Na'udzubillah.
Dalam kitab
al-Ghuluw, makalah Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki hal. 23 dalam Muktamar
nasional ke-2 di Makkah al Mukarramah, di sebutkan bahwa tindakan anarkis dari
sebuah kelompok yang selalu menyeru berjihad ternyata melakukan pembakaran
kitab-kitab dan mausu'ah ilmiyyah (ensiklopedi) termasuk diantaranya adalah
kitab Fath al-Bari syarah Shahih al-Bukhari karya al-Hafizh Ibnu Hajar hanya
gara-gara beliau di tuduh bermadzhab Asy'ari serta mengikuti jejak Asy'ariyyah
dalam mentafsirkan hadits-hadits sifat yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari[1].
Lalu muncul
pertanyaan, Siapakah Asy'ariyyah sesungguhnya? Asy'ariyyah adalah kelompok
ulama-ulama Islam yang terdiri dari ahli hadits, ahli fiqh dan ahli tafsir
seperti:
1. Al-Hafizh Abu Hasan ad-Daraquthni
2. Al-Hafizh Abu Nu'aim al-Ashbahani,
penulis Hilyah al-Auliya'
3. Al-Hafizh al-Hakim an-Nasaiburi,
penulis al-Mustadrak
4. Al-Hafizh Ibni Hibban
5. Al-Hafizh al-Baihaqi
6. Al-Khathib al-Baghdadi
7. Al-Hafizh as-Sakhawi
8. Syaikh al-Islam Ibnu Shalah
9. Syaikh Ibnu Daqiq al-Id
10. Al-Hafizh Ibnu Abi Jamrah
al-Andalusi
11. Al-Hafizh al-Mundziri, penulis
at-Targhib wa at-Tarhib
12. Syah Waliyullah ad-Dihlawi, penulis
kitab Hujjah Allah al-Balighah
13. Al-Hafizh al-Munawi, penulis kitab
Faidh al-Qadir
14. Qadhi Iyadh, penulis asy-Syifa' bi
Ta'rifi Huquq al-Mushthafa
15. Syaikh Ibni Khaldun, penulis
al-Muqaddimah
16. Abu Ishaq al-Isfirayini
17. Imam Abu Bakar al-Baqillani
18. Sa'duddin at-Taftazani, penulis
kitab Syarah al-Maqashid
19. Sulthan al-Ulama, Izziddin bin
Abdissalam
20. Imam Ibnu Asakir
21. Imam as-Sirazi
22. Al-Hafizh al-Kirmani, penulis
Syarah Shahih al-Bukhari
23. Ibnu Hajar al-Asqalani (seorang
ahli hadits yang tanpa disangsikan lagi bahwa pengarang kitab Fath al-Bari
syarah Shahih al-Bukhari tersebut adalah bermadzhab Asy'ari dan kitabnya
tersebut adalah kitab yang tidak bisa di tinggalkan ulama).
24. Imam an-Nawawi (guru besar
Ahlussunnah dan pengarang kitab Syarah Shahih Muslim).
25. Imam al-Qurthubi (guru besar tafsir
dan pengarang kitab tafsir al-Jami' li Ahkam al-Qur'an)
26. Imam al-Hafizh al-Mufassir Ibnu
Katsir
27. Imam Mufassir Fakhruddin ar-Razi
28. Imam al-Hafizh al-Baghawi, penulis
kitab Syarah as-Sunnah
29. Imam az-Zarkasyi
30. Imam Mufassir Abu Laits
as-Samarqandi
31. Imam Mufassir Ibnu Athiyyah
al-Andalusi
32. Imam Mufassir Abul Hasan
an-Naisaburi
33. Ibnu Hajar al-Haitami (pengarang
kitab az-Zawajir dan lain-lain)
34. Zakariyya al-Anshari (guru besar
fiqh dan hadits)
35. Abu Bakar al-Baqillani
36. Al-Qusthalani (penulis Irsyad
as-Sari Syarah Shaih al-Bukhari)
37. An-Nasafi (ahli tafsi dan penulis
tafsir an-Nasafi)
38. Imam asy-Syirbini
39. Abu Hayyan an-Nahwi
40. Imam al-Juwaini
41. Imam al-Haramain
42. Imam al-Ghazali
43. Imam al-Qarafi, murid Izziddin bin
Abdissalam
44. Imam az-Zabidi, pengarang kitab
Ittihaf as-Sadah al-Muttaqin
45. Imam as-Sathibi (ulama' qira'at)
46. Imam Dhiya'uddin al-Maqdisi
47. Imam Ibnu Hajib
48. Imam Ibnu Abidin
49. Imam al-Qari' Ibnu Jazri
50. Imam al-Hafizh Ahmad Ash-Shiddiq
al-Ghumari
51. Imam al-Bajuri, penulis kitab
al-Bajuri Ibni Qasim
52. Al-Habib al-Quthb Abdullah bin
Alawi al-Haddad.
53. Imam ar-Rafi'I asy-Syafi'i
54. Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani
al-Makki
55. Syaikh Yusuf an-Nabhani
56. Syaikh Mutawalli asy-Sya'rawi
(Mesir)
57. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti
Mekkah
58. Sayyid Abbas al-Maliki
59. Sulthan Shalahuddin al-Ayyubi
(Dinasti Abbasiyyah)
60. Sulthan Muhammad al-Fatih, Dan
lain-lain.
Izzuddin bin Abdussalam
mengatakan bahwa sesungguhnya akidah madzhab Asy'ari telah disepakati oleh
seluruh ulama Syafi'iyyah, Malikiyyah, Hanafiyyah dan para petinggi ulama Hanabilah.
Di antaranya adalah guru besar madzhab Maliki yang hidup sezaman dengan Imam
Asy'ari, yaitu Syaikh Abu Amr bin Hajib dan guru besar madzhab Hanafi,
Jamaluddin al-Hushairi.
Imam al-Khayali
mengatakan dalam Hasyiyah Syarah al-Aqaid bahwa madzhab Asy'ariyyah adalah
Ahlussunnah wa al-Jama'ah .( Ittihaf as-Sadah juz 2 hlm. 7 )
Bahkan Ibnu Taimiyyah
dalam al-Fatawi (IV/16) mengatakan tentang madzhab Asy'ariyyah: "Adapun
para ulama yang melaknat Imam-Imam Asy'ariyyah, maka sesungguhnya siapa yang
melaknat mereka, maka harus di ta'zir (di beri hukuman) dan laknat tersebut
kembali kepada pelaknatnya. Siapa yang melaknat seseorang yang tidak berhak di
laknat, maka laknat akan mengenai dirinya sendiri. Ulama adalah penolong
ilmu-ilmu agama dan Asy'ariyyah adalah penolong dasar-dasar agama (ushul
ad-din)"
Fatwa Ibnu Taimiyyah
tersebut di sebutkan dan di tulis Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dalam makalah
dialognya, namun mendapat sanggahan dari Dr. Yusuf al-Ghanifaish (tercatat
dalam makalah hal. 57), dikatakan bahwa, "Yang disebutkan oleh Dr. Muhammad
al-Maliki, sebenarnya bukan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah, akan tetapi
perkataan Abu Muhammad al-Juwaini sebagaimana di sebutkan oleh Syaikh Ibnu
Taimiyyah di dua halaman sebelumnya" Kemudian Sayyid Muhammad mengucapkan
terima kasih dan memberikan tanggapan bahwa Syaikh Ibnu Taimiyyah sependapat
dengan fatwa Abu Muhammad al-Juwaini . (Lihat al-Ghuluw hlm 60.)[2]
Dari itu semua, jika pengikut madzhab Asy'ariyyah di anggap
sebagai orang sesat, maka berapa ribu ulama Asy'ariyyah dan berapa juta
muslimin yang menjadi korban penyesatan dan pengkufuran? Lalu kenapa, mereka
selalu mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani, Ibnu Katsir, al-Qurthubi,
ar-Razi, Ibnu Hibban dan lain-lain, yang padahal mereka semua dianggap
sesat?
Catatan:
Ada bebrapa kitab
telah tersebar di maktabah-maktabah islam dimana kitab-kitab tersebut terdapat
cerita yang menyebutkan bahwa Imam Haramain kembali (bertaubat) dari pendapatnya tentang
ilmu kalam sebagaimana di tulis oleh Khalid Abdurrahman Dkk dan ulama-ulama
lain (madzhab Wahhabi) dalam catatan kitabnya, Dalail at-Tauhid karya
Jamaluddin al-Qasimi, adalah palsu dan bohong sebagaimana di jelaskan oleh Ibnu
as-Subki dalam Thabaqat asy-Syafi'iyyah biografi Imam Haramain. Begitu juga
dengan Imam al-Ghazali dan imam fkhruddin al rozy dan lainnya.
Menurut analisa
penulis memang benar terdapat dalam kitab-kitab thabaqot yang menceritakan
tentang penyesalan mereka sehingga mereka kembali dan berwasiat untuk berpegang
teguh pada manhaj salafussoleh, kalimat-kalimat tersebut telah salah di fahami
oleh dedengkot salafi wahabi, mereka mengira kembali ke manhaj salaf itu adalah
kembali ke manhaj salafiyyah seperti faham yang mereka anut. Sekali lagi
penulis tegaskan bahwa bukan itu maksudnya, karena sesungguhnya Salafussoleh
tidak pernah sama dengan Salafiyyah al wahhabiyyah dan mazahbnya.
[1] Dan yang paling aneh bahkan penulis sendiri
telah melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri dimana beberpa kitab
sengaja di edarkan di maktaba-baktabah,
Dimana kitab-kitab aneh dan penuh fitnah keji semisal kitab yang berjudul " ibnu hajar al asqolani
wa akhtouhu fi masaail attauhid min kitabihi fathul bari", juga kitab
"al asyairoh fil mizan" dan lainnya. dimana kitab tersebut di susun
oleh dedengkot salfiyyah dan para mutasyaddiun untuk menebarkan keraguan
terhadap ummat.
[2] Gauru
mulia syaikh Aly jum'ah asysyafi'ie menjelaskan, bahkan ibnu taymiyyah sendiri
dalam berdebat selalu memakai perkataan imam abul hasan al-asy'ary (pendiri
mazhab asy'riyyah). Ulama yang sezaman dengan ibnu taymiyyah seperti imam
annabhany dan Imam sofiyuddin al-hindy mengatakan:
ماذا أفعل برجل كل
ما حاورته قال القول الثاتي لأبي الحسن الأشعري
Apa yang bisa saya lakukan kepada seseorang (ibnu
taymiyyah). Yang di setiap saya berdebat dengannya dia selalu mendatangkan
pendapat lain dari perkataan imam abul hasan al asy'ary.
assalammualaikum alhamdulilliah saya sangat senang dengan adanya blog ini sungguh di indonesia sendiri khususnya saya sangat bingung dengan banyak aliran aliran yang mengatakan imam asyari sesat,saya pun pernah beli buku yang di terbitkan mereka
ReplyDelete