Hakikat Tasauf - AL QOLAM - KMNTB MEDIA
Headlines News :
Home » » Hakikat Tasauf

Hakikat Tasauf

Written By Unknown on Friday, September 20, 2013 | 6:29 AM

Bayank orang kontra terhadap tasauf dengan  alasan tidak  ada dalam Al - Qur’an sebenarnya  kata mereka, tidak  ada juga  dalam Hadits, tetapi perlu dingat  bahwa tidak berarti tak ada  sebutannya dalam Al - Qur’an Hadits  lalu tidak  bersumber  dari  Al - Qur’an  dan  Hadits.
Bagi  orang  yang tidak  suka  mengikuti perkembangan Ilmu Tasauf seringkali  memiliki  persepsi  yang salah tentang ilmu tasauf,  dianggapnya  ajaran  yang sesat, tetapi  orang  yang coba-coba  menggunakan  sedikit waktu  untuk  menengok sedikit ilmu lain tidak ada  sebutan  didalam  Al - Qur’an dan Hadits, seperti Ilmu Fiqh, Ilmu Usuluddin, Ilmu Nahu, Ilmu Balagah, Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan, Ilmu Arudh, Ilmu  Mantek, Ilmu Falaq, Ilmu Insya’ dan Ilmu-ilmu  yang lain, semuannya tidak  ada sebutannya  dalam Al - Qur’an.
Ada juga  yang  bilang nama dan definisi tasauf  itu  bid’ah karena tidak  ada sebutannya  dalam  Al - Qur’an  dan Hadits untuk hal ini  kita  harus ingat bahwa Al - Qur’an dan Hadits diturunkan   untuk menyebutkan definisi  sesuatu, dan  Nabi Muhammad SAW diutus  bukan  untuk  mengajarkan  cara  merumuskan definisi, Nabi Muhammad  mengatakan :
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
Para Ulama’  adalah pewaris  Para Nabi

Dalam Hadits  yang  sanadnya Abdullah Bin  Abbas  Rasul  bersabda :
كُلُّ مَا رَأَهُ اْلمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَعِنْدَ اللهِ حَسَنًا
Setiap  apa saja  yang dianggap  oleh Kaum Muslimin  itu  baik  maka  menurut Allah Baik.

Dalam Hadits  lain riwayat Imam Ahmad  Rasul bersabda :
اِتَّبِعُوا ْالعُلَمَاَء فَإِنَّهُمْ سُرُجٌ فِي الدُّنْيَا لِأَهْلِ السَّمَاِء كَمَا أَنَّ  اْلأَنْجُمَ سُرُجُ السَّمَاءِ لِأَهْلِ الدُّنْيَا
Ikutilah para Ulama’  maka sesungguhnya  mereka  itu laksana  lampu  yang sinarnya  dapat menyinari langit sebagaimana Bintang-Bintang di langit dapat  menyiari bumi  ( HR. Ahmad )

Kalau Nabi  kita  yang setiap  Desas nafasnya wahyu , salahkah  jika  mereka  itu  merumuskan sesuatu  demi kebaikan  ummat Islam , berdosakah  mereka jika merintis  sesuatu  yang  pada zaman Rasulallah , tidakkah upaya  mereka tersebut  berpijak pada sabda Rasulallah SAW :
مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقَصُ عَنْهُ  شَيْئًا , وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَلَهُ وِزْرُهَا وَوِزْرُ  مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يُنْقَصُ عَنْهُ شَيْئًا
Siapa  saja yang merintis  sesuatu  rutinitas    ritual , maka dia  mendapatkan pahalanya, dan  pahala  orang-orang yang meikutinya tanpa mengurangi pahala  orang-orang yang mengikutinya, dan tidak dikurangi sedikitpun, sebaliknya siapa  saja  yang merintis  kriminalitas  dekadensi baginya dosa dan dosa orang yang mengerjakannya.

Berdosakah , sesetkah seseorang  hamba  Allah  yang  dengan segenap  ketulusannya  pasrah  pada  takwin Syari’ah  Allah , terhadap  qoda’ dan  Qadar  Allah  untuk  mencari  redha Allah mencari  Mahabbatallah , tentu tidak  salah, tidak  berdosa, tidak sesat, Allah telah  berfirman :

"Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" ( Yusuf : 90 )

Dan  para murid  yang menjalani riadhah tersebut bukan mengada-ada , tetapi  memaksimalkan diri  dalam  mengamalkan apa  saja  yang  sesungguhnya  telah  ada  dalilnya  dalam Al - Qur’an  dan Hadits , misalnya  zikir bayank-banyak,  mengosongkan  hati dari  hal-hal  yang  berbau duniawi tanpa  mengosongkan  tangan dari karya-karya duniawi, tafakkur atas  kemaha kuasaan Allah  SWT.  Baik dalam Al - Qur’an  dan Hadits  semua yang tersebut tadi ada dalam Al - Qur’an dan Hadits.

HAKEKAT TASAUF

Untuk memahami hakekat tasauf tersebut  mari kita   tengok sejenak  Amaliah  Rasulallah dengan para sahabatnya, Pada era Generasi Rasulallah  dan disusul oleh para Khulafa’urrasyidin seluruhya disifati  dan dipedomani   tasauf.
Ada yang menceritakan bahwa  Rasulallah sering kali  mengenakan pakaian  dari bulu  yang  bahasa Arabnya  Shuf,  dan  banyak dari sahabat beliau  disamping menggunakan pakaian  dari bulu  banyak juga   yang  sementara tinggal  diserambi  Masjid  Nabi  yang disebut “ Suffah “  dan mereka disebut “ Ahlussuffah “.
Memang kata-kata “ Tasauf “  tersebut berasal dari  akar kata  Arab  yaitu :
تَصَوَّفَ – يَتَصَّوَفُ – تَصَوُّفًا
Yang artinya :  orang  suka  mengenakan pakaian  yang  bahan baklunya  bulu domba, atau  orang  yang suka  tinggal  diserambi Masjid  Nabi,  yang pada gilirannya  orang-orang   yang  identik  dengan  mereka  disebut “ Sufi “.
Kehidupan para sufi itu  sedikit  sekali  bermuatan  matrial,  tetapi  pada nilai ibadah,  memandang kehidupan  akhirat  lebih utama seperti  yang  terungkap  dalam  surat Al-A’la : 17-19 yang berbunyi :
      •             
17. sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,
19. (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa

Didalam surat Ad-Duha  juga disebutkan :
              
4. dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)[1582].
5. dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.

Dalam mengaflisasikan   keyakinan  yang sudah  ditanamakan  oleh Allah  kepada  beliau  dan para sahabat beliau , maka  mereka menjalani kehidupan :
1. Zuhud (  Mengosongkan  hati dari selain Allah , tangan  tetap berkarya ).
2. Qana’ah (  Merasa cukup dengan apa saja  yang dikaruniai  oleh Allah ).
3. Wara’ (  Hati-hati dari segala  yang haram ).
4. Iffah (  Membebaskan diri secara total  dari segala larangan ).
5. Ikhlas (  Melaksanakan segala Amalan  semata-mata  karena Allah ).
6. Ridho (  Selalu menerima  dengan suka  segala  keputusan Allah ).
7. Tawakkal (  Berserah diri  atas  hukum  Syari’ah dan Taqdir ).
8. Syukur (  Senentiasa  membalas  nikmat Allah  dengan Ta’aat dan  Fujian ).

Dan banyak  lagi sifat-sifat lainnya, kehidupan   seperti di atas  inilah  yang  ditekuni  oleh para  Mutasawwifin.
Imam Qusyairi dalam kitabnya “  Ar-Risalah Al- Qusyairiyah “ diterangkan :  Bahwa tasauf itu adalah  nama dari  orang-orang  yang  sufi yaitu  suatu  golongan  dari  Ummat Islam  yang  menganut  ajaran tasauf.
Ibnu Khaldun yang hidup tahun 1406 H.  adalah Ulama’  yang  baik  dalam  hal  memberikan keterangan  hakekat Tasauf :
وَأَصْلُهَا أَيْ طَرِيْقَةُ التَّصَوُّفِ – اَلْعُكُوْفُ عَلَى اْلعِبَادِةِ , وَالْإنِْقِطَاعُ إِلَى الله وَالْإِعْرَاضُ عَنْ زُخْرُفِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَا وَالزُّهْدُ فِيْمَا يُقَالُ عَلَيْهِ الْجُمْهُوْرُ مِنْ لَذَّةٍ وَمَاٍل وَجَاٍه وَاْلإِنْفِرَادُ فِي اْلخُلْوَةِ لِلْعِبَادَةِ ( ظهر الإسلام )

Artinya :
Asal pokok dari ajaran Tasauf  itu adalah   tekun beribadah,  berhubungan langsung  pada Allah ,  menjauhkan diri  dari  kemewahan duniawi,  tidak  suka  pada  apa  yang diburu orang  banyak dari  pada  keenakan ( Kelezatan ) , harta benda  dan kemegahan  mensunyikan diri  dalam  melakasanakan ibadah kepada Allah semata.

Sirajuddin Abbas menerangkan  Ibnu Khaldun telah memperinci  pengertian Tasauf  Sebagai unsur berikut :
1. Tetap tekun beribadah kepada Allah
2. Memutuskan ketergantungannya kepada  kepada selain Allah
3. Menjauhkan diri dari kemewahan-kemewahan dunia
4. Menjauhkan diri dari  berfoya-poya  dengan harta  dan kemegahan-kemegahan.
5. Bersunyi-sunyi / Berkhalwat  dalam  melaksanakan Ibadah

Dalam kitab Zhorul Islam Ibnu Khaldun  berkata :
وَمَا كَانَ ذلِكَ عَامًّا فِي الصَّحَابَةِ وَالسَّلَفِ , فلما فشا الإقبال على الدنيا في القرن الثاني وما بعده وجح الناس إلى مخالطة الدنيا  أختص  المقبلون على العبادة باسم الصوفية
Hal  ini dilaksanakan  oleh  sahabat-sahabat  Nabi  dan  orang-orang salaf,  tetapi  kemudian pada kurun  II Hijriyah setelah  orang-orang  berebut-rebutan  mengejar  dunyawi  dan orang sudah enak-enak dalam  masayarakat keduaniaaan, maka orang-orang  yang tetap tekun  beribadah Sebagai sediakala  dinamai orang-orang tasauf.

Dari sini  Ibnu Khaldun  memberikan  perincian tentang pengertian  Tasauf  Sebagai berikut :
1. Nabi Muhammad  SAW bersabda  para sahabat beliau  beramal  dan  berbudi pekerti  sesuai dengan  Tasauf yang  diperaktekkan  oleh  para ahli  Tsasuf sekarang, karena  Amliah  Ahli  tasauf  bersumber  dari Amaliayah –Amaliayah Nabi Muhammad SAW  dan para sahabatnya;
2. Ajaran  dalam tasuf  adalah suatu ajaran yang  bersumber  dari Al - Qur’an dan Hadits  dan  amalan  para sahabat Nabi ;
3. Dan pada kurun II Hijriyah  boleh dikatakan  Kaum Muslimin  sudah  banyak  yang tidak  lulus  dengan ujian kemewahan mereka terlena dalam gelimang  harta,  mereka  menyombonngkan diri , berpoya-poya ,  menumpuk-menumpuk harta  dan sudah bayank yang takabbur ;
4. Kaum Muslimin yang Istiqamah  mengdentifikasi diri  dengan  Rasulallah SAW  dan para sahabat inilah  yang diebut sufi.

Tentang Tasuf  memang  sangat  luas  tidak  akan  habis dibicarakan  dalam buku  yang singkat ini,  maka siapa saja yang ingin  mendalami Tasasuf  silahkan  mendatangi para Mursyid  sehingga  dapat   menilai tasauf  secara  obyektif.
 Disini  dapat  kita simpulkan  bahwa sasaran  dari  tasauf  adalah  : Ma’rifat,  Musyahadah,  Mukasyafah dan Mahabbah.

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AL QOLAM - KMNTB MEDIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger